I . Heaven light?


Ledakan energi yang menderu mengalir melalui udara, menciptakan angin topan yang mengganggu kesunyian sejenak. Tanah bergetar hebat, dan langit yang gelap seakan menatap mereka dengan ancaman yang tak terbantahkan. Di satu sisi, pasukan Heaven bergerak maju, mata mereka penuh dengan keseriusan. Namun, di sisi lain, Silvia dan Ayase bersiap untuk menghadapi ancaman yang datang dari langit tersebut.

Heaven berdiri tegak, kedua tangannya terbuka lebar, membiarkan energi kosmik yang luar biasa mengalir melalui tubuhnya. Senyum dingin muncul di wajahnya. “Kalian ingin bertarung melawan takdir? Maka buktikan kekuatan kalian!”

Dengan gerakan cepat, Heaven melambaikan tangan, dan seluruh pasukannya menyerbu maju. Pasukan itu tidak hanya terdiri dari makhluk fisik, tapi juga entitas energi yang menyerupai tentara energi murni, siap untuk menghancurkan segala yang ada di hadapan mereka.

Di hadapan serbuan itu, Silvia dan Ayase bersiap. Silvia, sebagai Pengatur Takdir, menggenggam pedangnya dengan kuat. Pedang Chronostigma memancarkan cahaya emas tak terbatas yang meluap, melingkupi tubuhnya dalam energi yang mengatur hukum realitas itu sendiri.

Ayase, dengan kekuatan Absolute yang tak terbantahkan, mengumpulkan esensi dingin dalam dirinya. Matanya berkilat putih bersinar, dan seiring dengan itu, suhu di sekitar mereka turun drastis. Udara di sekitar tebing pohon besar tiba-tiba membeku, dan seluruh medan pertempuran dipenuhi oleh kristal es yang memancarkan aura dingin yang tak terjangkau.

“Kami akan menghentikanmu, Heaven,” kata Silvia dengan suara yang tegas, berbalut energi yang memancarkan kewibawaan. “Dengan kekuatan hukum yang kami miliki, dunia ini tetap akan berada dalam keseimbangan.”

“Heh,” Heaven tertawa dengan penuh kesombongan. “Kalian pikir kalian bisa menghentikan takdir yang sudah kutentukan? Aku adalah dewa perang yang lebih kuat dari siapapun. Aku akan memusnahkan dunia ini jika perlu.”

Menyadari bahaya yang datang, Ayase bergerak lebih dulu. Sebelum pasukan Heaven sempat mendekat, Ayase mengangkat tangannya. “Absolute!” kata Ayase dengan nada rendah yang penuh kekuatan. Dalam sekejap, seluruh medan sekitar mereka terbungkus dalam lapisan es yang tak terbendung. Waktu seperti terhenti, dan pasukan Heaven yang bergerak maju mendadak terhenti dalam posisi beku, tubuh mereka tertutup es tebal yang memisahkan mereka dari dunia luar. Semua gerakan mereka membeku dalam tempatnya, seakan seluruh waktu terhenti untuk mereka.

Namun, Heaven tidak terpengaruh oleh kekuatan pembekuan Absolute Ayase. Dengan aura yang semakin kuat, ia melepaskan kekuatan luar biasa dari tubuhnya. Cahaya bersinar terang dari tubuhnya, dan seketika itu juga, es yang membekukan pasukannya mulai pecah dan hancur, tidak mampu menahan kekuatan dewa perang itu. Namun, ia tak bisa sepenuhnya mengabaikan efek dari kekuatan Ayase, karena setiap kali ia bergerak, suhu di sekitarnya terus menurun.

“Tidak ada yang bisa melawan waktu dan hukum!” kata Silvia, mengangkat pedang Chronostigma di hadapannya. Sebuah kilatan emas besar menyebar dari pedangnya, menerobos udara dan mengubah realitas di sekitarnya. Hukum dunia ini mulai bergerak sesuai dengan keinginannya. “Waktu akan berjalan seperti yang aku tentukan!”

Chronostigma menghasilkan aliran energi emas yang tak terbatas, dan tubuh Silvia dikelilingi oleh kilatan cahaya yang menciptakan medan kekuatan yang memaksa hukum dunia bekerja di bawah kendalinya. Hukum ruang dan waktu terbengkalai, dan segala sesuatu di sekitar mereka mulai bergerak seolah-olah dalam koreografi yang sempurna, diatur oleh tangan Silvia.

Namun, Heaven tidak gentar. Dengan kecepatan yang luar biasa, ia mengangkat tangan dan melepaskan gelombang energi yang sangat kuat, yang menghantam Chronostigma. Kedua kekuatan tersebut beradu, menciptakan ledakan yang mengguncang seluruh medan pertempuran. Energi yang saling berbenturan itu mengguncang langit dan bumi, menciptakan gelombang kejut yang hampir memecah dimensi itu sendiri.

Kekuatan cahaya emas yang tak terbatas berusaha mengalahkan energi perang Heaven, namun meskipun kekuatan dari Silvia begitu kuat, Heaven ternyata memiliki kelebihannya sendiri. Gelombang energi dari Heaven membentuk sebuah vortex besar, menarik segala sesuatu dalam jarak dekat ke pusatnya. Dewa Perang itu mengarahkan energi itu ke dua saudari yang sudah siap dengan kekuatan mereka.

“Ayase!” teriak Silvia, melihat bahaya yang semakin dekat. Ia mengarahkan Chronostigma dengan kekuatan penuh, dan pada saat yang sama, Ayase mengangkat tangannya lagi, menciptakan lapisan pembekuan yang semakin besar. Namun kali ini, energi pembekuan Ayase tak hanya membekukan waktu di sekitarnya, tetapi juga berusaha memanipulasi ruang itu, mencoba memperlambat pergerakan Heaven.

Dengan serangan yang begitu dahsyat, pertempuran antara mereka berdua dan Heaven semakin memanas. Kekuatan Absolute Ayase beradu dengan cahaya emas Silvia yang mengatur takdir, dan Heaven, sang Dewa Perang, dengan pasukannya yang tak terhitung jumlahnya. Masing-masing dengan kekuatan yang tak bisa dipandang remeh.

“Takdir ini akan kutentukan!” teriak Heaven, mengarahkan serangan besar ke arah Silvia dan Ayase.

Namun, Silvia dan Ayase saling berpandangan, keduanya tahu bahwa tak ada jalan mundur lagi. Waktu dan hukum adalah alat mereka, dan mereka berdua akan menggunakan apa pun yang mereka miliki untuk melawan Heaven.

Dengan kekuatan penuh, mereka menyerang bersama, kekuatan Absolute Ayase menyatu dengan cahaya emas Silvia, dan keduanya menembus serangan Heaven dengan kekuatan yang luar biasa.

You may also like: