Jejak yang tersembunyi

Angin berhembus kencang, menggerakkan daun-daun yang berguguran di sekitar rumah tua itu. Haruto berdiri di depan meja kayu besar, meneliti buku-buku yang tersebar di sana dengan penuh perhatian. Silvia berdiri sedikit di belakangnya, tak bisa menutupi rasa gelisah yang meliputi dirinya. “Haruto, ini tidak terasa benar,” kata Silvia, suaranya sedikit gemetar. “Semua ini terlalu… aneh. Kenapa kita harus mencari jawaban …

Langkah yang tak terhindarkan

Haruto dan Silvia berjalan beriringan, menyusuri jalan setapak yang dipenuhi dedaunan basah akibat hujan deras yang baru saja turun. Di sekeliling mereka, suara gemericik air yang mengalir dari sungai kecil memberikan ketenangan, meskipun jauh di dalam hati, ketegangan di antara mereka semakin terasa. Mereka baru saja meninggalkan kota yang ramai dan sibuk—tempat yang mereka kenal sebagai rumah. Namun, perjalanan ini …

Perjalanan antar bintang

Langit malam sudah tidak lagi cukup untuk menggambarkan ke mana langkah mereka menuju. Setelah melewati batas-batas dimensi waktu, Haruto dan Silvia berdiri di hadapan sebuah gerbang raksasa—bukan gerbang batu, melainkan pusaran cahaya di tengah kehampaan. Di sekeliling mereka, bintang-bintang seperti menari perlahan, dan suara alam semesta terdengar seperti bisikan yang tak pernah dimengerti. Silvia menggenggam lengan Haruto erat. “Kita benar-benar …

Hukum Dunia yang Rentan terhadap Waktu

Saat mereka melangkah keluar dari kuil, sebuah perasaan berat menguasai Haruto. Semua yang baru saja terungkap mengenai dirinya, tentang bagaimana ia dilahirkan dari Konsep Waktu, memberi Haruto lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Namun, ada satu hal yang lebih mengganggunya—sesuatu yang berkaitan dengan Silvia. Di sepanjang perjalanan mereka menuju Titik Nol, Haruto merasakan sesuatu yang berbeda dalam diri Silvia. Ada energi …

Pengetahuan yang Tersembunyi

Di dunia paralel, Haruto dan Silvia terus bergerak menyusuri kota yang hancur akibat bentrokan antara dimensi waktu. Mereka mendapati dirinya berada di tengah kekacauan yang sangat berbeda dari dunia yang mereka kenal. Meskipun suasana penuh dengan pertarungan, ada sesuatu yang lebih besar yang terus mengganggu pikiran Haruto—sesuatu yang mulai terungkap. Setelah beberapa saat, mereka tiba di sebuah kuil kuno yang …

Ketika Takdir Tergantung pada Pilihan

Setelah pertempuran yang menegangkan dengan Erebus, Haruto dan Silvia akhirnya menemukan kesempatan untuk beristirahat. Mereka berdiri di tengah reruntuhan dunia yang terganggu oleh Pedang Waktu, dan meskipun dunia tampak kembali normal, ada perasaan tak pasti yang menyelimuti mereka. Waktu yang mereka kenal kini tidak lagi linear. Sesuatu telah berubah di dalam ruang-waktu yang tidak bisa mereka pahami sepenuhnya. “Haruto,” kata …

Pedang Waktu: Senjata yang Menentukan Takdir

Haruto dan Silvia berdiri di hadapan Gerbang Dimensi Kosong, merasakan getaran aneh di udara. Erebus, musuh yang mereka hadapi, muncul dari kegelapan, suaranya menggema di sekitar mereka. “Tidak begitu cepat, Kunci Waktu.” Suara Erebus datang dari balik gerbang, begitu jelas dan menakutkan. Haruto merasakan sesuatu yang aneh menyelimuti dirinya—entah itu ancaman, atau kehadiran yang jauh lebih berbahaya daripada yang ia …

Menyusuri dimensi waktu

Pagi hari di kota itu tetap berjalan seperti biasa, meskipun bagi Haruto, semuanya terasa semakin berat. Ia tidak bisa melupakan kata-kata Erebus yang terus terngiang di benaknya. Titik Nol. Kunci Waktu. Semua ini terasa seperti bagian dari teka-teki yang terlalu besar untuk dipahami dalam waktu singkat. Namun, di balik semua kebingungannya, ada satu hal yang jelas—Silvia. Gadis itu tidak tahu …

Ketika waktu terbalik

Erebus berdiri tegak, mengamati dinding energi yang masih bergetar di hadapan Haruto. Senyumannya tak kunjung hilang, meskipun Haruto tahu bahwa di balik senyum itu tersembunyi niat jahat yang sangat mengerikan. “Kau masih tidak mengerti, ya?” Erebus berkata dengan suara datar. “Kekuatanmu itu… hanyalah setetes air dalam lautan yang tak terbatas.” Haruto menyipitkan mata. “Kau pikir kau lebih kuat dari Zero?” …

Perasaan konsep yang hilang

Malam harinya, Haruto kembali ke apartemen kecilnya. Ia membuka jendela dan menatap langit malam. Di tangannya, tergenggam jam saku perak yang selalu ia bawa—benda yang Zero tinggalkan padanya saat mereka pertama kali bertemu. Jarumnya tidak bergerak. Selalu berhenti di pukul 00:00. “Zero… aku tahu kau masih mengawasi.” Detik itu juga, suara familiar bergema di kepalanya. “Kau tidak sendiri lagi, Haruto. …