Perasaan yang terungkap

Angin lembut berhembus dari langit biru yang tak ternoda.Burung-burung terbang bebas di atas gedung-gedung tinggi, membawa nada kehidupan yang baru dimulai.Langkah-langkah manusia memenuhi jalanan—anak-anak tertawa, pasangan muda bergandengan tangan, dan cahaya mentari mencium wajah semua orang dengan hangat. Di antara dunia baru yang kembali berdetak ini, Haruto duduk di atas tebing bangunan tinggi, memandang ke arah cakrawala. Di sampingnya, Ayase …

Atur ulang!

Tak ada suara.Tak ada cahaya.Tak ada batas.Tak ada arah.Tak ada bahkan konsep “ada”. Ayase Akane berada di sana—atau lebih tepatnya, terkubur di sana.Di kedalaman yang tak bisa dijelaskan oleh bahasa manusia maupun dewa.Tempat di mana “kekosongan” pun kehilangan makna. Ayase tidak menangis lagi. Tidak bisa.Air matanya sudah berhenti sejak dunia, waktu, dan bahkan kenangan akan kakaknya,hilang dalam ledakan kekuatan yang …

Penyesalan

Nol Mutlak. Kekuatan yang menjadi bagian dari dirinya. Kekuatan yang tidak membutuhkan mantra. Kekuatan yang tidak memerlukan niat. Kekuatan yang terus bekerja… selama energi sang pengguna belum habis. Dan Ayase… Sebagai Inkarnasi Mutlak, memiliki stamina dan energi yang tak terbatas. — Dalam keheningan itu, kenyataan mulai pecah. Bukan atas keinginan Ayase. Bukan karena kemarahan atau kebencian. Tapi karena kekuatan untuk …

Absolute zero!!!

Segalanya hening. Setelah tubuh Silvia dilubangi dan terlempar melintasi gunung hingga raganya remuk, Ayase berjalan tertatih, melewati medan puing dan kehancuran. Kakinya menyentuh tanah yang retak oleh tekanan energi para dewa. Namun langkahnya kehilangan arah—bukan karena musuh yang mengintai, melainkan karena ia tak menemukan jawaban dari dunia yang hancur ini. Dan di sana, ia melihatnya. Silvia. Tubuh kakaknya terletak diam. …

Hukum yang gugur

Dunia ini… bukan hanya retak. Dia terkoyak. Langit kehilangan sumbu. Tanah menolak pijakan. Udara bergetar, namun tak menyuarakan apapun. Di tengah-tengahnya tercabik-cabik, Ayase Akane berdiri membeku—bukan karena kekuatannya sendiri, tapi karena kenyataan yang tidak bisa diterima oleh jiwa. Di ujung kawah yang tercipta dari tabrakan dimensi dan kekuatan para dewa, di antara serpihan hukum yang terbakar dalam api tak kasatmata, …

Retakan Dalam takdir

Darah tidak mengalir di dunia ini.Tapi saat tangan besar milik Archon dan Archeno menembus tubuh Silvia, hukum realitas sendiri yang berdarah. Tubuh Silvia melayang diam, mata terbuka lebar tanpa suara.Tangan raksasa Archeno masih menembus punggungnya, dan Chronostigma di dada Silvia—yang biasanya bersinar keemasan—bergetar liar, memancarkan retakan cahaya putih yang menyala dengan kepedihan tak terucapkan. “Kau terlalu sibuk menatap ke bawah, …

Dewa ketakutan?

NON adalah ruang yang tidak memiliki batas.Namun bukan berarti ia bebas. Ia terdiri dari lapisan-lapisan—setiap lapisan adalah cangkang dari realitas yang ditolak, dimensi yang tak pernah lahir, konsep yang tak pernah selesai ditulis. Dan di tengah lapisan kelima, Haruto mulai bergerak. Bukan tubuhnya, bukan pikirannya. Tapi intinya—jembatan dari semua hukum, penyeberang dimensi, denyut yang menjadi pusat dari waktu yang pecah. …

2 vS 2

Udara menggetar. Waktu retak. Dalam sekejap mata—atau bahkan sebelum mata sempat berkedip—pertarungan pecah. Silvia melesat, mengangkat Chronostigma di tangannya. Ayase menyusul dengan semburan es kristal yang membekukan ruang sekeliling. Namun, Archon dan Archeno tidak hanya menunggu. Mereka tidak bergerak, mereka ada di mana-mana sekaligus. Dan ketika mereka menyerang, bukan ruang yang bergetar, tapi alur realitas itu sendiri. Satu detik kemudian, …

Dewa dan dewa ?

Dunia NON terus menggeliat dalam kedalamannya, seperti samudra yang tak terlihat namun mengandung gelombang yang siap menerjang. Silvia Akane dan Ayase Akane merasakan sesuatu yang tak biasa. Sebuah getaran di luar jangkauan pemahaman mereka, sebuah kebangkitan yang mulai terasa di kedalaman ruang dan waktu yang terpecah. Getaran itu tidak hanya mengguncang mereka—tetapi mengguncang seluruh alam semesta yang terlupakan. Di atas …

Kebangkitan

Di kedalaman yang tak bisa dijangkau oleh makhluk duniawi, sebuah jejak kesadaran mulai merambat. Tidak ada cahaya yang menyinari lapisan kelima—hanya kegelapan yang rapat dan sunyi. Tetapi di dalamnya, ada pergerakan yang begitu halus, hampir tak terdeteksi. Bukan karena kekuatan yang mencolok, melainkan karena harapan yang mulai terbangun, seperti benih yang mulai menembus tanah beku. Di luar lapisan kelima, di …